Pentingnya Memiliki Seorang Mentor

0
1354

Seperti yang pernah saya ceritakan di tulisan sebelumnya mengenai Internet Marketing, saya memiliki seorang guru bernama Anne Ahira. Pertama kali mengikuti kursus beliau pada tahun 2010, beliau memberikan 3 buah tantangan kepada murid-muridnya. Tantangan beliau adalah bagaimana menghasilkan uang $3000/bulan dari internet. Tantangan pertama dan kedua menggunakan metode SEO dan blogging, dan tantangan ketiga memakai youtube marketing.

Ketika itu saya tidak memiliki keahlian sama sekali di bidang SEO dan blogging sehingga saya memilih tantangan ketiga. Saya menganggap tantangan tersebut lebih mudah karena saat itu tidak banyak youtuber seperti sekarang. Cukup dengan video animasi powerpoint singkat atau bahkan dengan re-upload video orang lain (dengan seijin pemilik) kamu bisa menjual produk digital ke seluruh dunia.

Beliau memberikan arahan kepada murid-muridnya yang masih pemula. Beliau mengenalkan saya dengan marketplace digital terbesar di dunia bernama Clickbank. Beliau menjelaskan panduan step by step yang perlu saya lakukan untuk mencapai target tersebut. Dengan mengikuti panduan tersebut dan fokus dengan youtube, pengetahuan saya semakin lama semakin bertambah. Pada akhirnya saya berhasil mencapai target yang sedari awal ditetapkan, kurang lebih dua tahun kemudian.

Menurut saya, salah satu cara untuk mempercepat keberhasilan di bidang yang ditekuni selain fokus adalah memiliki mentor. Mentor tidak harus selalu membimbing kita sehari-hari. Bagi saya ketika mencermati gagasan, visi misi, integritas seseorang dan nilai-nilai yang beliau miliki dan bisa saya aplikasikan kepada diri maka saya akan menganggap beliau mentor saya.

Di dunia kedokteran, saya memiliki banyak cukup banyak orang yang saya kagumi. Sedangkan di bidang stroke dan neurointervensi yang saya tekuni saat ini saya mengenal dua orang yang jejaknya berusaha saya ikuti. Cukup berdiskusi dengan beliau akan membuka pikiran saya dan membantu menentukan langkah saya kedepannya.

Yang pertama adalah salah satu guru saya ketika pendidikan spesialis. Pertama kali mengenal beliau ketika saya belum memulai residensi. Ketika itu mendengarkan beliau membawakan seminar mengenai stroke membuat saya menyadari bahwa beliau adalah orang yang kompeten di bidangnya.

Hal ini semakin terbukti ketika saya sudah memulai residensi. Beliau sangat pintar di bidangnya, memiliki wawasan tinggi, cepat dalam pengambilan keputusan dan yang terpenting memiliki kepedulian tinggi terhadap pasien-pasien beliau. Yah walaupun beliau terkenal galak dan sering kali nyeleneh, tetapi masih bisa dimaklumi dan mengkompensasi kelebihan beliau pada hal-hal lainnya ( Maaf dok 😀 😀 😀 ). Beliau adalah salah satu guru favorit bagi teman-teman residen.

Beliau memberikan saya jalan untuk menekuni bidang ini, dan saya bersyukur untuk itu. Apakah saya dapat mencapai tingkatan ilmu beliau saat ini, saya tidak tahu. Tetapi saya akan terus berusaha untuk dapat mengembangkan diri saya, serta tidak mengecewakan beliau.

Yang kedua adalah seorang neurointervensionis yang bekerja di salah satu kota besar di Pulau Jawa. Saya mengenal beliau jauh sebelum saya memutuskan mengambil fellow neurointervensi. Beliau memiliki sebuah blog yang sampai saat ini masih sering beliau update. Tanpa sengaja saya menemukan blog tersebut dari google. Beliau banyak menceritakan pengalaman-pengalaman beliau dan update ilmu terkini di bidang ini dengan bahasa yang mudah dicerna.

Saya beberapa kali membaca ulang tulisan-tulisan beliau, sejak residen hingga selesai pendidikan fellow. Blog ini terinspirasi oleh beliau. Akan tetapi kualitas tulisan yang ada tentu belum sebaik kualitas tulisan pada blog beliau.

Selain aktif menulis, beliau juga aktif sebagai pembicara dan berorganisasi. Setahu saya beliau juga cukup sering keluar kota untuk membantu teman neurointervensionis lainnya mengerjakan prosedur-prosedur sulit. Beberapa kali saya bertemu ketika beliau datang ke Bali. Kepribadian beliau yang rendah hati serta visi beliau yang dalam menjadikan beliau sebagai salah satu figur yang ingin saya contoh.

Perjalanan menjadi seorang dokter yang baik adalah sebuah perjalanan panjang. Perjalanan yang membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan materi. Perjalanan ini dapat dipermudah ketika menemukan sosok mentor yang dapat menuntun kita. Jika menemukan mentor adalah keharusan, memiliki mentor yang baik adalah sebuah keberuntungan. Dan saya cukup beruntung mengenai hal itu sejauh ini.