Mekanisme Stroke Iskemik

0
1912

Akhir-akhir ini saya tertarik untuk membaca kembali buku-buku mengenai stroke yang pernah saya baca saat residensi dulu. Salah satunya buku wajib yang penting dibaca adalah buku Caplan’s Stroke oleh Dr. Louis R. Caplan. Beliau adalah seorang profesor di bidang Neurologi di Harvard Medical School, Boston. Beliau menjelaskan mengenai mekanisme stroke iskemik dengan analogi yang sangat mudah untuk dipahami. Saya rasa konsep dasar ini penting untuk diketahui oleh masyarakat ataupun dokter muda yang memiliki ketertarikan di bidang Neurologi. Berikut adalah ilustrasi beliau.

Penjelasannya adalah sebagai berikut. Apabila air dirumah tidak mengalir, maka kita akan memanggil tukang ledeng. Tukang ledeng akan memeriksa kondisi saluran air di rumah. Analogikan bahwa air pada tangki adalah volume darah di dalam tubuh, pompa air adalah jantung, pipa air adalah pembuluh darah, serta wastafel adalah otak. Apabila ternyata terdapat kerak/lumut yang sangat tebal pada pipa no 3 dan 4 sehingga aliran air menurun atau tidak ada, maka ini dinamakan proses Trombosis. Apabila terdapat tanpa sengaja terdapat batu pada tangki/pompa air dan batu ini tanpa sengaja terbawa arus menutup aliran air pada pipa no 3 dan 4 maka ini dinamakan proses Emboli. Apabila terdapat kebocoran pada tangki, sehingga air merembes keluar atau pompa air rusak sehingga volume air yang menuju wastafel menurun maka ini dinamakan Sistemik Hipoperfusi.

Trombosis

Pengertian trombosis adalah obstruksi aliran darah akibat proses terbentuknya gumpalan darah (Trombus) yang menyebabkan oklusi lokal pada pembuluh darah. Obstruksi juga dapat diakibatkan adanya plak aterosklerotik dengan lapisan trombus diatasnya. Aterosklerotik ini adalah patologi vaskular yang paling sering terjadi. Plak yang terbentuk dapat keluar hingga ke dalam lumen pembuluh darah. Platelet kemudian akan menempel pada plak tersebut, kemudian membentuk seperti sarang tempat mengumpulnya fibrin, trombin, dan clot. Serangkaian peristiwa ini akan berakhir dengan menyempitnya aliran pembuluh darah. Beberapa hal lain yang dapat membentuk clot pada lumen adalah penyakit hematologi primer seperti polisitemia, trombositosis, atau kondisi hiperkoagulable sistemik.

Emboli

Emboli ini dapat berupa gumpalan darah, fragmen plak yang lepas, udara, lemak, bakteri, sel tumor yang kemudian memasuki dan menyumbat aliran pembuluh darah otak. Berbeda dengan trombosis yang prosesnya lokal, emboli ini dibentuk pada bagian tubuh lain sebelum menyumbat otak. Emboli dapat bertahan beberapa detik/menit (Transient Ischemic Attack) atau menetap hingga beberapa jam atau hari. Sumber-sumber emboli ini umumnya berasal dari arteri-arteri besar (aorta, karotis, vertebral), jantung, dan juga vena sistemik.

Hipoperfusi Sistemik

Pada stroke akibat hipoperfusi, penurunan aliran darah ke otak diakibatkan berkurangnya tekanan perfusi sistemik. Penyebab paling umum adalah kegagalan pompa jantung (aritmia, myocardial infarct) dan hipotensi sistemik (volume darah sedikit). Berbeda dengan stroke akibat trombosis atau emboli, bagian otak yang mengalami stroke hipoperfusi umumnya adalah umum pada kedua hemisfer otak. Bagian otak yang paling rawan mengalami stroke adalah bagian perbatasan dua area pembuluh darah besar yang dinamakan area watershed.

Begitulah penjelasan singkat yang dapat saya sampaikan mengenai mekanisme stroke. Semoga dengan membaca tulisan ini, teman-teman yang kebetulan membaca blog ini memiliki sedikit gambaran bahwa penyakit stroke ternyata memang tidak sisimpel itu 🙂

Referensi:

Caplan, LR. 2016. Caplan’s stroke: a clinical approach, 5th ed. Philadelphia, Elsevier/Saunders.