Hampir setahun tinggal di kota Zurich. Banyak pengalaman berharga yang saya dapat. Berikut ini beberapa hal yang menarik bagi saya selama tinggal di kota ini.
- Biaya hidup di Zurich sangat mahal. Termahal di Negara Swiss. Runner up di seluruh Eropa. Dan nomer empat di seluruh dunia (Berdasarkan CNN). Biaya makan di restoran paling murah sekitar 300 ribu rupiah. Biaya potong rambut paling murah sekitar 400 ribu rupiah. Dan masih banyak mahal-mahal lainnya yang tidak bisa disebutkan disini.
- Banyak pendatang dari negara lain di Zurich. Nampaknya gaji di Zurich jauh lebih besar dibandingkan kota lainnya. Sebagai perbandingan, seorang residen dokter di Italia digaji sekitar 1200 euro, sedangkan di Zurich berkisar 5000-600 euro. Di departemen Interventional Neuroradiology sendiri semua pegawai tidak ada orang asli Swiss. 3 konsultan masing-masing berwarga negara India, Hungaria dan Jerman. Dan 4 asisten operasi masing-masing berwarga negara Kroasia, Jerman, Finlandia, dan Inggris.
- Transportasi publik yang luar biasa. Transportasi publik tertata dengan baik, dalam bentuk bus, tram, train, dan boat. Jadwalnya juga sangat jelas. Timing waktu sama persis dengan google map. Arguably one of the best in the world, i would say.
- Angka kriminalitas yang rendah. Disini sering menemukan wanita berjalan sendirian di tengah kota jam 12 malam, dan ga bakal ada yang ganggu. Bahkan guru saya mengatakan bahwa, kamu tinggal di hutan sendiri untuk camping aja aman dan pulang-pulang tetep utuh kok.
- Penduduk asli Swiss, ataupun Jerman cenderung berkepribadian reserved. Mereka jarang membuka diri dan banyak bicara kepada orang baru. Tetapi mereka sangat sopan dan tidak segan membantu jika kita bertanya. Akan tetapi banyak yang mengatakan bahwa, sekali kamu berteman dengan orang Swiss, akan bertahan seumur hidup.
- Penduduk Zurich sunbathing dan berenang ke danau dan sungai. Kalau orang Bali mah tinggal ngesot dikit sampai ke pantai. Jadi sekarang baru ngerti, kenapa orang Eropa seneng banget liat pantai di Bali, padahal kita biasa aja ngeliatnya :D.
- Penduduk Zurich hobi jalan kaki. Berhubung transportasi publik sudah sedemikian baik, minimal orang-orang jalan kaki sampai train atau tram stop, dilanjutkan jalan kaki atau bersepeda ke tempat kerja.
- Penduduk Zurich kalau laper Go Cook, sedangkan orang Indonesia kalau laper Go Food hehe. Sekali lagi ini terkait dengan harga makanan di restoran yang muahal. Gak sanggup sering-sering makan di restoran.
- Sebagian besar warga Zurich dan Swiss adalah orang-orang jujur. Saat naik tram atau train, jarang ada kondektur yang ngecek tiket kita. Jadi kalau mau ticket-less traveling ya bisa bisa aja. Cuma kalau ketahuan dendanya banyak. Di grocery store juga ada layanan bayar self service. Kebayang ga kalau layanan self service seperti ini ada di Indonesia?
- Sungai dan Danau di Zurich sangat bersih. Begitu bening airnya sehingga kamu bisa melihat dasarnya. Konon katanya bahkan kualitas air sungai dan danau Zurich setara dengan kualitas air minum.
- Banyak festival dan kegiatan di Zurich saat summer. Swiss selayaknya negara Eropa lainnya yang penduduknya menyambut summer time dengan bahagia. Bulan-bulan awal saya menetap di kota ini, saya cukup kaget mengetahui begitu banyaknya festival dan kegiatan gratis saat summer. Setiap bulannya akan ada kegiatan besar yang menarik untuk kita ikuti, dan tentunya gratis.
- Pejalan kaki adalah raja. Agak lebay sedikit, tapi disini secara umum pejalan kaki dan pesepeda lebih aman dibanding Indonesia. Kendaraan-kendaraan pribadi akan berhenti dari jauh ketika melihat orang yang akan menyeberang di zebra cross. Secara umum mungkin di negara-negara Eropa yang maju memang etika nya seperti ini ya. Hal seperti ini tidak saya temukan ketika saya traveling ke Belgrade, Napoli ataupun Praha.
More to follow… kalau inget ngelanjutinnya 😀