Summer 2019, saya mengunjungi kota Belgrade di Serbia. Ini adalah bagian dari tur Eropa Timur yang saya dan teman-teman lakukan ketika itu. Kami mengunjungi kota ini bukan karena kami benar-benar ingin traveling ke sini. Melainkan tiket pesawat dari Belgrade pulang ke Zurich (kota saya belajar tahun itu) jauh lebih murah dibandingkan kota-kota lainnya yang kami kunjungi hahaha.
Kami berangkat dari Budapest menuju Belgrade menggunakan FlixBus. FlixBus ini adalah mode transportasi yang ternyata cukup populer di Eropa. Tentunya karena harganya yang lebih murah dibandingkan mode transportasi lainnya seperti kereta api atau pesawat terbang. Perjalanan sendiri menempuh waktu 4-5 jam. Kami berangkat pada jam 12 malam dari Budapest.
Mimpi buruk pertama terjadi ketika kami sampai di perbatasan. Serbia tidak termasuk ke dalam negara Schengen. Jadi visa tinggal yang saya miliki di Zurich tidak berlaku di sini. Saya memberanikan diri untuk pergi bermodalkan informasi di internet yang mengatakan bahwa paspor Indonesia bebas visa di Serbia selama 30 hari.
Dan benar saja, ketika di perbatasan petugas imigrasi membutuhkan waktu cukup lama untuk memeriksa data-data saya. Saya sudah berpikir yang terburuk bahwa saya akan dikembalikan ke Budapest pagi itu juga. Sendirian. Untungnya kekhawatiran ini tidak terjadi. Saya bernafas lega karena akhirnya petugas memberikan saya ijin masuk setelah berulang kali memeriksa dokumen saya.
Mimpi buruk berikutnya terjadi sesampainya kami di Belgrade. Saya mendapat pesan dari kamar AirBnB yang kami sewa bahwa air rumah bermasalah, sehingga dia menyarankan kami untuk cancel booking. Persoalan menjadi pelik karena kami tidak memiliki tujuan sama sekali saat ini. Bayangkan itu jam 5 pagi, kami berada di negeri Serbia yang suasananya tentu tidak seaman dan senyaman Zurich.
Selama 2 jam kami harus berkeliling untuk mencari penginapan baru. Bermodalkan google maps dan beberapa aplikasi penginapan saja, karena bahasa bahkan hurufnya yang digunakan di Serbia tidak kami mengerti. Beberapa kali ditolak karena kamar sudah penuh, tetapi pada akhirnya kami menemukan sebuah hostel kecil dengan harga yang terjangkau. Syukurlah.
Kami hanya memiliki 1,5 hari untuk berkeliling kota Belgrade. Waktu yang tidak terlalu banyak ini kami maksimalkan untuk melihat beberapa tempat wisata yang dapat kami kunjungi. Situasi Belgrade sendiri memang jauh dari kota-kota lainnya di eropa. Suasana kotor dan tidak tertatanya kota mencerminkan situasi negara yang beberapa tahun terakhir diamuk perang saudara.
Adapun beberapa tempat wisata yang dapat kami kunjungi saat itu adalah sebagai berikut.
Hotel Moskva
Hotel ini lokasinya terletak di tengah kota. Tidak jauh dari penginapan kami berada. Hotel ini merupakan hotel tertua yang ada di Serbia, beroperasi sejak 1908. Hotel ini dibangun oleh pemerintahan Rusia sebagai bentuk investasi ekonomi di Serbia. Sejak tahun 1968, gedung hotel ini termasuk di dalam gedung yang dilindungi pemerintah. Banyak tokoh-tokoh terkenal yang pernah menginap di hotel ini, diantaranya adalah Thomas Edison, Albert Einstein, dan Nikola Tesla.
Kompleks Pemerintahan
Tidak jauh dari hotel Moskva, berjalan beberapa ratus meter maka kita akan menemukan gedung kompleks pemerintahan Serbia. Kompleks ini merupakan lokasi wisata yang sering didatangi turis. Gedung parlemen ini pernah menjadi pusat pemerintahan negara Yugoslavia, sebelum pecah menjadi negara Serbia – Montenegro, dan sekarang menjadi negara Serbia saja.
Benteng Belgrade
Jika kamu berkunjung ke Serbia, tidak lengkap rasanya bila belum mengunjungi tempat ini. Tempat ini adalah simbol dari kota Belgrade. Benteng ini dibangun di atas bukit, di antara pertemuan dua sungai besar yaitu sungai Sava dan Danube. Sejak abad kedua, benteng ini berkali-kali dihancurkan untuk kemudian dibangun kembali.
Benteng ini sangat luas. Berdiri dengan megah di atas Sungai Danube. Banyak sisa-sisa alat dan kendaraan perang yang ada di benteng ini.
Gereja Saint Sava
Berdiri megah di tengah kota Serbia. Kami mengunjungi gereja ini sembari berkeliling mencari sarapan di pagi hari. Gereja ini tidak semegah gereja-gereja lain yang telah kami kunjungi, tetapi nampaknya memiliki riwayat historis penting bagi rakyat Serbia. Saint Sava merupakan gereja terbesar di Kota Belgrade.
Museum Nikola Tesla
Belum lengkap rasanya membicarakan Serbia tanpa mengenang Nikola Tesla. Disini Nikola Tesla sangat terkenal. Namanya diabadikan sebagai nama jalan, nama perahu, nama bandara, dan mungkin juga nama-nama lainnya.
Saya berkunjung ke Museum Nikola Tesla di pagi hari sebelum balik ke Zurich. Di museum ini dipajang beberapa hasil karya Tesla selama hidupnya. Ada segmen menarik dimana dilakukan pertunjukkan langsung eksperimen-eksperimen dari Tesla kepada pengunjung. Pengalaman yang menarik untuk mengenal Nikola Tesla bagi saya.
Berlayar di Sungai Danube dan Sava
Selain Benteng Belgrade, ini adalah hal menarik lainnya yang harus dicoba selama dsini. Beberapa negara sebelumnya yang kami kunjungi juga memiliki atraksi ini. Akan tetapi di Belgrade kami mendapatkan harga yang paling murah.
Dari atas perahu boat yang kami sewa, kami diajak berkeliling kota Belgrade. Pemandu wisata memberikan pengetahuan mengenai sejarah Serbia dan Belgrade. Dari sungai ini kami dapat melihat bagaimana megah dan indahnya Benteng Belgrade terbentang di atas bukit.
Ada beberapa obyek wisata lain yang layak dikunjungi. Tetapi karena waktu yang sedikit kesempatan kami menjadi sangat terbatas. Negeri ini meninggalkan kesan yang sangat baik bagi kami, dan saya pribadi. Dari berita mungkin kita mendengar Serbia sebagai negara menyeramkan dan berkecamuk perang, tetapi kenyataan yang saya temukan ternyata berbeda.
Penduduk negara ini sangat ramah dan tidak segan membantu ketika kami mengalami kesulitan. Mereka seperti hendak menunjukkan kepada tamu-tamu yang datang bahwa Serbia saat ini sudah aman. Saya merekomendasikan untuk mengunjungi negeri ini jika kalian memiliki dana yang terbatas atau mencari suasana kota atau negeri yang masih alami.