Deteksi Dini Serangan Stroke

2
3380

Stroke adalah salah satu penyakit dengan angka kecacatan dan angka kematian tertinggi di Indonesia. Penatalaksanaan stroke bersifat time sensitive, dalam arti semakin cepat pasien dibawa ke rumah sakit dan mendapat pertolongan maka jaringan otak yang diselamatkan akan semakin meningkat. Kita mengenal istilah Golden Period, suatu periode waktu ideal untuk melakukan terapi pada stroke iskemik akut yaitu < 4,5 jam untuk trombolisis intravena dan < 24 jam untuk trombektomi mekanis. Apabila terapi diberikan diatas periode waktu tersebut kemungkinan memberikan lebih banyak bahaya dibanding manfaat.

Salah satu masalah yang terjadi dalam praktek sehari-hari adalah seringkali pasien dibawa ke rumah sakit dalam rentang waktu yang tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan terapi akut. Hal ini menyebabkan ketika pasien datang terapi yang bisa dilakukan hanya prevensi sekunder saja. Edukasi masyarakat yang kurang merupakan salah satu penyebab utama kejadian ini. Oleh karena itu sangat perlu melakukan edukasi secara terus menerus dengan menggunakan semua media yang ada, baik mengadakan seminar, ceramah, sosial media, media cetak ataupun media elektronik.

Salah satu kampanye yang sering digaungkan di media sosial adalah menggunakan istilah FAST. Akan tetapi, suatu penelitian terbaru dari residen Neurologi di Universitas Kentucky di Amerika menyatakan bahwa FAST saja tidak cukup. Mereka menyarankan untuk menggunakan istilah BE-FAST yang terbukti mampu menurunkan angka miss diagnosis pasien stroke sebanyak 4,4% dibandingkan dengan FAST. Apa saja komponen dari BE-FAST tersebut? Silakan pelajari gambar berikut ini.

Istilah BE-FAST ini cukup mudah untuk diingat. Masing-masing komponen dari BE-FAST ini merupakan gejala-gejala yang sering terjadi pada serangan stroke. Saya berharap dengan adanya BE-FAST dapat memudahkan edukasi deteksi dini stroke di masyarakat sehingga bersama-sama angka kecacatan dan kematian akibat stroke dapat kita turunkan.

2 COMMENTS

Comments are closed.