Fellowship Neurointervensi Di Zurich

0
2484

Halo..halo…Akhirnya post pertama ini tercipta juga. Sebenarnya domain anggakrishna.com ini sudah dibeli sejak bertahun-tahun yang lalu, tetapi berhubung pemiliknya (sok) sibuk jadi tidak pernah terinstall hosting di dalamnya 😀

Baiklah, di post pertama ini saya ingin bercerita mengenai salah satu chapter dalam kehidupan saya yang mungkin akan menjadi yang terpenting sepanjang hidup saya. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan subspesialis di bidang Neurologi, yakni menjalani Fellowship di bidang Neurointervensi di University Hospital Zurich.

“Apa sih Neurointervensi itu? Kamu ngapain aja nanti?” TANYA SAHABAT saya ketika saya bercerita mengenai rencana ini.

Jangankan di masyarakat, di teman-teman sejawat dokter pun tidak banyak yang mengetahui apa sih yang dilakukan oleh seorang Neurointervensi ini. Neurointervensi adalah salah satu cabang ilmu dari Neurologi dimana kita menggunakan alat kateter yang dimasukkan lewat paha untuk menangani gangguan pada pembuluh darah otak.

Pemandangan Zurich dari atas gedung rumah sakit

Jika teman-teman sudah familiar dengan istilah pasang ring di Jantung, ya pada neurointervensi kita jg melakukan hal yang mirip, bedanya kita melakukannya di pembuluh darah otak.

Saya menyelesaikan pendidikan Neurologi saya di Departemen Neurologi Universitas Udayana pada bulan Desember 2018. Saat dahulu menjalani residensi Neurologi Saya bukanlah orang yang terpintar, juga bukan yang terajin, apalagi yang tercepat menyelesaikan pendidikan. Bisa dibilang saya hanyalah orang yang beruntung, sangat beruntung memiliki kesempatan untuk dapat menimba ilmu Neurointervensi di kota ini.

Swiss … Apa yang kalian bayangkan ketika mendengar kata ini? Pegunungan yang indah? Udara bersih? Jam Tangan? Cokelat? Semua itu memang hadir dengan kualitas tinggi di sini. Bisa dikatakan Swiss live up to the hype hehehe.

Saya pertama kali menginjakkan kaki di Zurich adalah bulan Juni 2019. Ini adalah pengalaman pertama kali sendirian ke luar negeri, dan tinggal disini selama setahun. Bisa dibayangkan selama 30 tahun saya tidak pernah tinggal lama di luar Bali, sekalinya keluar eh di Zurich.

Kota Zurich bukanlah sebuah kota yang ramai, walaupun kota ini adalah pusat ekonomi di Swiss. Udaranya segar dan sejuk. Saya datang pada saat musim Summer, dimana matahari bersinar dengan indahnya. Jalanan rapi dan bersih, tidak ada sampah berserakan. Mobil pribadi tidak terlalu banyak, datang silih berganti dengan transportasi publik lain seperti tram dan bus. Fountain-fountain berisi air minum bersih tersedia di mana-mana, jadi tidak perlu takut kehausan ketika sedang berjalan jalan.

Yang terbaik adalah sungai dan danaunya dengan kualitas air sangat tinggi, terlalu bersih bahkan kita dapat melihat ke dasar sungai dari Limmat river itu sendiri. Kota ini juga dikatakan sangat aman, wanita jalan sendirian di tengah malam enggak ada yang ganggu hehe. Homeless aka gelandangan jg jarang di kota ini, selama 7 bulan disini saya hanya pernah melihat sekali saja.

Zurich dari atas bukit dekat apartemen

Dengan begitu banyaknya keunggulan dari kota ini tentu akan ada kekurangannya. Kekurangannya utama adalah, dan sebagian besar orang sudah tau yaitu muahaaaaaaall nya minta ampun hehehe. Makan di restoran kecil disini harga paling murah sekitar 20 CHF atau 280 ribu rupiah dan belum termasuk minum. Dan saya tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di restoran di kota ini. Nonton bioskop minimal 30 CHF atau 420 ribuan, no more bioskop for one year. Dan potong rambut juga paling murah 27 CHF. Harga indomie disini sebungkus 15 ribu, di Bali 15 ribu dapet 7 huehehehe.

Di sini saya tinggal di apartemen yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Apartemen ini adalah apartemen yang paling murah, luas kamarnya hanya sebesar 2×3 meter, dengan dapur dan kamar mandi di luar.

Grossmünster dan Limmat River di malam hari

Sekilas memang nampak tinggal di apartemen ini menyedihkan, akan tetapi ternyata apartemen ini menyediakan berbagai fasilitas lain yang tidak ditawarkan tempat lain.

Disini kami memiliki living room bersama yang berisi TV berukuran besar dengan berbagai channel, table tennis, kebun tempat pesta bbq dan meja bilyar. Hiburan terakhir ini yang paling penting karena hampir setiap hari saya dan teman-teman fellow lainnya mainkan.

Berhubung banyaknya hiburan yang disediakan, bahkan tempat ini sering dijadikan markas berkumpul oleh temen-teman fellow dan konsultan kami.

Sebagian besar yang tinggal disini adalah dokter-dokter muda dari Jerman yang sedang menjalani fase dokter muda/koas. Jadi seringkali saat saya memasak di dapur, mereka akan berkumpul dan ngobrol dalam bahasa Jerman.

Oh iya bahasa resmi kota ini adalah bahasa Swiss-Jerman, sangat berbeda dengan bahasa Jerman asli yang mereka sebut dengan High Jerman. Bagi orang-orang Jerman sendiri bahasa Swiss-Jerman ini juga cukup sulit mereka mengerti. Ada teman yang mengatakan perlu waktu hingga 6 bulan untuk benar benar memahami maksud dari bahasa Swiss-Jerman ini.

Sekian dahulu tulisan saya di postingan ini. Semoga dapat memberikan gambaran singkat mengenai kota Zurich. Mari berharap agar saya memiliki konsistensi untuk menulis di blog ini :D, karena kata orang memulai sesuatu kemudian merawatnya ternyata  sama sulitnya….